Pakaian busana muslim adalah jenis pakaian yang cukup banyak diminati. Oleh sebab itu, banyak produk busana muslim yang bisa ditemui di berbagai tempat. Baik itu online maupun di toko-toko langsung. Dalam penjualannya, ada pula berbagai sistem yaitu open reseller baju atau dropship. Kedua sistem ini banyak memberi keuntungan dan manfaat.
Open Reseller Baju Terbaru
Pakaian busana muslim dianggap sebagai produk inovatif, dan penelitian yang berfokus pada penerimaan dan penyebaran pakaian busana muslim telah dilakukan, seperti evaluasi pakaian pintar menurut inovasi konsumen, studi niat beli, dan survei niat penerimaan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Namun, teori difusi inovasi dan model penerimaan teknologi memiliki keterbatasan yaitu hanya berfokus pada karakteristik teknis dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor psikologis resistensi yang terlibat dalam adopsi inovasi oleh konsumen.
Konsumen tidak selalu menyambut inovasi. Inovasi melibatkan perubahan, dan banyak konsumen enggan untuk berubah. Memang, resistensi konsumen terhadap inovasi adalah salah satu alasan utama mengapa banyak inovasi gagal menyebar. Banyak konsumen cenderung menganggap supplier gamis syari tangan pertama yang ada tidak perlu dan mahal.
Saat ini, pakaian busana muslim dengan berbagai bentuk dan fungsi sedang dikembangkan sesuai dengan tujuan dan perkembangannya. Namun, open reseller baju masih dalam tahap awal pengembangannya, dan hanya ada sedikit produk di pasaran. Banyak konsumen yang masih bingung antara pakaian fungsional dan pakaian pintar. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui persepsi dan sikap tentang pakaian pintar di antara berbagai konsumen yang pernah memiliki pengalaman dalam membeli pakaian pintar atau menjawab bahwa mereka mengetahui tentang pakaian pintar.
Di sisi lain, konsumen yang mempersepsikan kegunaan open reseller baju memiliki niat yang rendah untuk menggantinya dengan pakaian pintar karena maraknya smartphone dan perangkat wearable yang sudah terbukti stabil dan fungsional. Para peserta studi juga mengantisipasi bahwa akan memakan waktu lama agar produk yang diterima secara sosial dapat muncul. Di antara partisipan penelitian ini, konsumen dengan tingkat inovasi yang tinggi lebih tertarik untuk membeli perangkat terbaru daripada produk busana muslim. Selain itu, mereka menyatakan keprihatinan bahwa meskipun busana muslim bisa jadi nyaman, pengukurannya mungkin tidak akurat atau fungsi lain mungkin tidak berfungsi dengan baik.
Masyarakat yang menyatakan sangat tertarik dengan pakaian atau sensitif terhadap tren fashion tidak menganggap busana muslim sebagai item trendy. Dalam kasus fungsi pintar yang termasuk dalam pakaian, mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan membeli barang-barang tersebut saat ini karena secara estetika tidak menarik dan akibatnya ketinggalan zaman, terutama karena perangkat elektronik yang terpasang atau tertanam di kain. Beban ekonomi yang dirasakan konsumen dari terus menerus membeli pakaian pintar yang mahal seiring dengan perubahan trend fashion juga menjadi alasan mengapa konsumen dengan tingkat inovasi trend yang tinggi tidak mau menerima pakaian pintar. Terakhir, beberapa masyarakat menjawab bahwa mereka akan menahan pembelian produk busana muslim hingga produk dengan fungsi, desain, dan harga yang sesuai dirilis. Yang lain menjawab bahwa mereka tidak akan membeli produk busana muslim meskipun banyak pakaian muslim dengan kinerja dan desain yang lebih baik bermunculan.
Demikian pula, karena open reseller baju dipengaruhi oleh tren dan musim dan karena harus dicuci, upaya harus dilakukan untuk mengatasi masalah unik ini, terutama jika ketersediaannya dalam sabilamall masih mencukupi.